JAKARTA, NMN – Indonesia akan memiliki 10 pelabuhan dengan rute pelayaran langsung (direct call) tanpa singgah. Dengan rute pelayaran langsung, barang ekspor dan impor tak perlu lagi singgah ke negara lain, misalnya Singapura.
“Kami exercise hanya 10 pelabuhan direct call di Indonesia. Nggak ada lagi feeder ke Singapura, kita harus mandiri sendiri. Itu akan kurangi cost, kalau cost dikurangi kita bisa jadi negara kompetitif,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan di Makassar, Kamis (24/2).
Luhut juga sempat mendapatkan laporan dari Pemda Sulawesi Selatan (Sulsel) soal keuntungan ekonomi dari rute pelayaran langsung yang dibuka di Sulsel. Dia bercerita dirinya sendiri yang menginisiasi rute pelayaran langsung di Sulsel menuju destinasi internasional.
Sebelum ada rute pelayaran langsung, menurutnya ekspor dan impor di Sulsel biayanya mahal sekali karena mesti membawa barang ke Jawa terlebih dahulu.
“Saya ingat beberapa tahun lalu saya kemari rapat soal direct call, betapa kita apa-apa itu harus ke Jawa. Akhirnya high cost. Saya usulkan saja kita direct call saja. Laporan dari tim itu akan ada dampak ekonomi di sini. Maka kami putuskan direct call, jadi langsung nggak perlu ke Jawa,” ungkap Luhut.
Ia menambahkan, direct call atau pelayaran langsung barang ekspor ke negara tujuan akan dapat menghemat biaya hingga 30 persen, sehingga membuat biaya logistik semakin efisien. Oleh karena itu, direct call dinilainya akan membuat Indonesia lebih kompetitif.
Luhut berharap kebijakan direct call akan dapat menekan biaya logistik nasional yang saat ini cukup tinggi.
Saat ini biaya logistik nasional mencapai 23,5 persen terhadap PDB, jauh dibandingkan negara tetangga yang hanya sekitar 13 persen. Pemerintah menargetkan bisa menekan biaya logistik nasional menjadi sekitar 17 persen pada 2024 mendatang.
“Target kita, sampai 2024 kita mau 17 persen. Tapi saya bilang, saya mau 15 persen. Jadi kita masih challenge ini semua supaya bisa. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak bisa?,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan program direct call telah memberi dampak besar terhadap peningkatan ekspor hingga 25 persen. Program tersebut pun telah dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM.
“Sekarang bukan lagi perusahaan besar yang mengekspor tapi perusahaan-perusahaan kecil yang bahkan UMKM, CV, sudah banyak yang masuk dan mengirimkan (ekspor). Bahkan yang dikirimkan sampai kotoran hewan kelelawar dikirim untuk pupuk ke luar negeri,” kata Andi Sudirman.