JAKARTA, NMN – dalam rangka mendorong peningkatan konektivitas laut Indonesia-Brunei, Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam, Dr. Sujatmiko bertemu dengan Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto beserta jajaran pengurus INSA yang juga merupakan pengusaha perkapalan swasta.
“Perdagangan bilateral Indonesia dan Brunei tercatat terus meningkat selama 5 tahun terakhir. Bahkan dalam masa pandemi pun, ekspor Indonesia ke Brunei tercatat naik,” ujar Dubes RI Dr. Sujatmiko dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (17/11).
Menurut Sujatmiko, untuk meningkatkan nilai kompetitif produk Indonesia, adanya pelayaran langsung merupakan hal yang perlu diupayakan.
“Untuk komoditas consumer goods saja, sekitar 200 kontainer (Twenty Foot Equivalent Units/TEUs) produk Indonesia masuk ke Brunei Darussalam setiap bulannya,” tambahnya.
Meskipun pasarnya tidak berskala besar, lanjut Sujatmiko, Brunei memiliki potensi untuk akses pasar produk Indonesia. Selain produk consumer goods tersebut, komoditas potensial lainnya yaitu batu bara, kendaraan dan suku cadangnya, produk pertanian, pakan ternak, dan bahan konstruksi.
Diinfokan pula bahwa Brunei ingin menjadikan Pelabuhan Muara sebagai hub internasional khususnya untuk jalur ke China, tujuan destinasi kargo Eropa melalui jalur darat kereta.
Ketua Umum dan Jajaran INSA mengapresiasi upaya KBRI untuk merealisasikan pelayaran langsung ke Brunei yang tidak mudah. Tantangannya antara lain mencakup keterbatasan angkutan kargo pada jalur kapal kembali, sehingga perlu terus dijajaki opsi-opsi jalur pelayaran dan menggali berbagai potensi yang menguntungkan.
Dalam diskusi aktif yang diselenggarakan secara hybrid, INSA juga menyentuh pembahasan berbagai hal teknis untuk persiapan perusahaan perkapalan yang harus memenuhi persyaratan IMO untuk jalur pelayaran internasional seperti tersedianya Ballast Water Management System. Untuk itu, disarankan penjajakan kerja sama dilaksanakan melalui mekanisme BIMP-EAGA atau bilateral.
Anggota INSA menyampaikan ketertarikan atas kerja sama dalam hal jasa pelayaran komoditas berbentuk cairan, seperti sektor migas, CPO, dan sebagainya. Selain itu, juga diperoleh informasi jasa kargo pengangkutan batu bara untuk industri migas Brunei.