JAKARTA, NMN – Sepanjang tahun 2021, tercatat bahwa moda pelayaran menyumbang angka terbesar kecelakaan transportasi yang diinvestigasi oleh KNKT. Hal ini tampak dari data yang disampaikan dalam kegiatan Media Rilis Akhir Tahun Capaian Kinerja KNKT 2021 yang dilaksanakan di Ruang Aula Kantor KNKT pada 20 Desember 2021.
Investigasi kecelakaan untuk moda pelayaran berjumlah 19 kasus, angka ini meningkat apabila dibandingkan dari tahun sebelumnya (2020) yang hanya 12 kasus.
“Keselamatan kapal penangkap ikan menjadi isu penting sepanjang tahun 2021 ini, total meninggal dunia dan hilang dari kecelakaan tersebut mencapai 342 jiwa,” kata Investigator Keselamatan Pelayaran KNKT Renan Hafsar di Jakarta, Senin (20/12).
Renan menambahkan, kasus perahu gako yang sebenarnya tidak masuk ke dalam kriteria investigasi KNKT namun Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah meminta KNKT untuk melakukan investigasi pada 15 Mei 2021 dan kasus tenggalamnya kapal motor penumpang Yunicee yang terjadi pada 29 Juni 2021 menjadi kasus kecelakaan yang paling menonjol sepanjang tahun 2021 pada moda pelayaran.
Kemudian,lanjut Renan, jumlah kecelakaan yang diinvestigasi KNKT berikutnya adalah moda penerbangan dengan 18 kasus dan 9 di antaranya merupakan kecelakaan serius (serious accident).
Kecelakaan pesawat udara Boeing 737-500 registrasi PK-CLC yang terjadi pada 9 Januari 2021 menjadi kejadian yang paling menonjol dengan korban kecelakaan sebanyak 56 jiwa.
“Hingga saat ini proses investigasi kejadian tersebut masih berlangsung dengan melibatkan NTSB (Amerika), TSIB (Singapura), dan AAIB (Inggris). KNKT berharap investigasi kejadian tersebut dapat diselesaikan pada pertengahan tahun 2022,” ujar Renan.
Angka yang sama juga didapati oleh moda lalu lintas dan angkutan jalan yakni sebanyak 18 kasus kecelakaan diinvestigasi. Data KNKT menunjukkan bahwa terdapat 6 titik Daerah Rawan Kecelakaan (DRK) yang kerapkali terjadi yaitu di Tikungan Harmoko, Fly Over Kretek, Kertek Wonosobo, Dieng, Cangar, dan Turunan Salib Putih Salatiga.
“Menindaklanjuti hal tersebut, KNKT memberikan rekomendasi melalui beberapa media di antaranya KNKT membuat surat langsung kepada instansi terkait, mengadvokasi program mitigasi, melakukan monitoring dan evaluasi. Serta melakukan beberapa program pendampingan seperti edukasi pembuatan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK), edukasi pengemudi, edukasi jalan tol, edukasi penanganan DRK, dan lain sebagainya,” katanya.
Sedangkan pada moda kereta api, KNKT telah melaksanakan investigasi kecelakaan sebanyak 5 kasus dengan kategori kecelakaan 3 anjlokan/terguling dan 2 tabrakan.Tabrakan rangkaian kereta uji coba TS 29 dan TS 20 LRT Jabodedek yang terjadi pada 25 Oktober 2021 menjadi kejadian yang paling menonjol sepanjang tahun 2021, temuan di lapangan menunjukkan bahwa teknisi TS 29 mengalami distraction akibat penggunaan ponsel sehingga tidak fokus dalam menjalankan kereta, melihat kecepatan dan posisi kereta.