JAKARTA, NMN – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperluas digitalisasi penyeberangan dengan menambah channel pembayaran secara nontunai (cashless) yang akan diterapkan pada 17 pelabuhan penyeberangan.
Penerapan metode cashless di penyeberangan ini sejalan dengan upaya percepatan transformasi digital di tengah pandemi COVID-19 yang juga telah mengubah cara bertransaksi masyarakat, dari sebelumnya melalui physical space menjadi menjadi digital space (online).
Penerapan pembayaran dompet elektronik ini juga mengacu dengan aturan Kementerian Perhubungan PM Nomor 19 tahun 2020 tentang penyelenggaraan tiket angkutan penyeberangan secara elektronik, yang akan diterapkan bertahap di seluruh lintasan dan pelabuhan yang dikelola oleh ASDP.
Adapun 17 pelabuhan yang ditargetkan sudah menerapkan pembayaran cashless pada 2022 adalah Pelabuhan Bira dan Pamatata (Selayar), Pelabuhan Jepara dan Karimunjawa (Jepara), Pelabuhan Batulicin dan Tanjung Serdang (Batulicin), Pelabuhan Bajoe dan Kolaka (Bajoe), Pelabuhan Sape dan Labuan Bajo (Sape), Pelabuhan Tanjung Kelian (Bangka), Pelabuhan Hunimua, Waipirit, Galala dan Namlea (Ambon), Pelabuhan Pagimana (Luwuk), serta Pelabuhan Mamuju (Balikpapan).
“Perseroan menerapkan metode pembayaran non tunai yang terdiri dari payment link melalui opsi layanan Virtual Account, kartu uang elektronik dari Bank BRI, Mandiri, BNI dan BCA, serta layanan dompet elektronik dari OVO, ShopeePay, LinkAja, serta Dana,” kata Sekretaris Perusahaan PT ASDP Shelvy Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (8/2/2022).
Menurut Shelvy, antusiasme pengguna jasa yang membeli tiket ferry dengan metode pembayaran cashless terus meningkat. “Kami lihat masyarakat semakin teredukasi, membeli tiket ferry dan melakukan pembayaran dengan kartu elektronik yang prosesnya simpel, mudah dan cepat. Ini juga bukti bahwa dalam dua tahun terakhir ini masyarakat telah melek dengan perubahan dan bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dua tahun belakangan, kami fokus dan konsisten dalam digitalisasi bisnis sebagai wujud komitmen merubah wajah penyeberangan menjadi lebih modern,” katanya.
Ditambahkannya, manfaat dari penerapan metode pembayaran nontunai bagi pengguna jasa. Pertama, memberikan rasa aman dan nyaman dengan adanya standar pengisian data diri yang lengkap terhadap jaminan asuransi dan kelengkapan manifest penyeberangan.
Kedua, transaksi pembayaran mudah, praktis, terhindar dari uang palsu serta mendukung protokol kesehatan COVID-19 untuk mencegah penularan, karena meminimalisir kontak dengan petugas loket.
Ketiga, proses transaksi di tollgate lebih ringkas dan cepat, serta pengguna jasa dapat lebih nyaman, teratur dan tertib, tidak perlu lagi antri di pelabuhan.
“Penumpang harus pastikan membawa identitas diri, mengisi manifest saat membeli tiket, dan siapkan alat pembayaran baik transfer VA, kartu dan dompet elektronik dengan saldo cukup saat akan membayar di pelabuhan,” ujar Shelvy.