Apakah Sumber Polusi Terbesar di Lautan?

Sebagian besar polusi di laut dimulai dari daratan ketika sebuah lahan dibajak, tanah sisa bajakan bisa larut dalam hujan lebat. Kemudian, tanah tersebut terbawa ke laut sambil membawa sisa pupuk dan pestisida.

Delapan puluh persen polusi laut berasal dari darat. Salah satu sumber terbesar adalah sumber polusi yang tidak menentu atau non-point source pollution, contohnya hasil pelarutan seperti di atas. Non-point source pollution berasal dari beberapa sumber kecil seperti septic tank, mobil, truk, dan kapal serta sumber besar seperti pertanian, peternakan, dan kehutanan. Jutaan mesin motor tiap harinya menjatuhkan minyak dalam jumlah kecil ke jalan dan tempat parkir. Kemudian, minyak tersebut juga akhirnya terbawa ke laut.

Polusi air juga berasal dari polusi udara yang ada pada jalur air dan lautan. Debu bisa menjadi polutan. Lapisan tanah bagian atas atau endapan lumpur lapangan atau lokasi konstruksi bisa larut dalam jalur air serta membahayakan ikan dan habitat hewan liar.

Non-point source pollution bisa membuat air sungai dan laut tidak aman bagi manusia dan hewan. Di beberapa wilayah, tingkat polusi ini sangat buruk sehingga beberapa pantai harus ditutup setelah hujan lebat turun.

Memperbaiki dampak berbahaya non-point source pollution butuh biaya besar. Tiap tahun, jutaan dolar dihabiskan untuk memperbaiki dan melindungi wilayah yang rusak atau terancam oleh non-point source pollution. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) bekerjasama dengan Badan Perlindungan Lingkungan AS, Departemen Pertanian, dan beberapa institusi pemerintah dan federal mengembangkan cara mengendalikan non-point source pollution. Institusi ini bekerjasama untuk memantau, menilai, dan membatasi non-point source pollution sehingga mendapat hasil yang alami dan dapat dilakukan oleh manusia.

Program Pengelolaan Lingkungan Pesisir NOAA turut membantu menciptakan rencana pengendalian non-point source pollution untuk tiap negara pesisir yang berpartisipasi pada program tersebut. Ketika non-point source pollution menciptakan masalah, ilmuwan dari NOAA akan melacak sumber utama masalah tersebut dan mencari solusinya. (Lbk/Mhf)

 
Sumber: oceanservice.noaa.gov

Latest Article

Pelindo Layani 1,92 Juta Pemudik Pada Periode Angkutan Lebaran 2023

0
Memasuki H+15 Lebaran sekaligus penutupan operasional Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2023, PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo mencatat sebanyak 1,92 juta pemudik melalui 63 terminal...

Dirjen Hubla Resmi Tutup Posko Angkutan Laut Lebaran Tahun 2023

0
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, secara resmi menutup Posko Angkutan Laut Lebaran Tahun 2023 (1444 H) pada Senin, (8/5) di Kantor Kementerian Perhubungan,...

Apresiasi Menhub Atas Keberhasilan dan Kelancaran Penanganan Arus Mudik 2023

0
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, secara resmi menutup Posko Angkutan Lebaran Terpadu (command center) Tahun 2023 yang telah berlangsung selama 19 hari mulai 14...

Langkah Antisipatif Kemenhub Hadapi Lonjakan Penumpang Angkutan Laut

0
Dalam menghadapi Angkutan Lebaran 2023, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk menghadapi lonjakan penumpang dan lalu lintas pergerakan angkutan laut. Langkah ini...

Langkah Transformatif Belawan Untuk Masuk Dalam Ekosistem Global

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kapasitas Pelabuhan Belawan agar dapat masuk kedalam ekosistem global, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mulai mempersiapkan langkah transformatif. Langkah transformatif yang...

Related Articles