Barang Masuk PLB, Dwelling Time 1,02 Hari

380

Pusat Logistik Berikat (PLB) telah memberikan kontribusi positif dalam menurunkan beban biaya logistik dan angka dwelling time. Angka dwelling time untuk barang yang bisa masuk PLB menjadi 1,02 hari.

“Selama enam bulan beroperasi, PLB sudah berhasil membuka keran kebutuhan komponen industri. Misalnya, kebutuhan mesin-mesin alat berat sektor minyak dan gas bisa disimpan dalam jumlah banyak di Marunda dan Cakung. Sementara PLB untuk sektor UMKM berhasil mendorong industri UMKM berkembang melalui pameran-pameran yang bisa diselenggarakan langsung di lokasi PLB,” kata Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi kepada Nusantara Maritime News di Jakarta, pekan lalu.

Heru menjelaskan, secara prinsip, barang-barang yang ditujukan ke PLB, penyelesaiannya itu di PLB sendiri. Pusat Logistik Berikat memang menjadi semacam kolam penampungan sementara, maka kita memang membolehkan barang yang ditampung di PLB bisa stay sampai dengan tiga tahun.

“Oleh karena itu, kita ingin mendorong supaya barang-barang untuk kebutuhan pabrik itu bisa didorong ke PLB dan di pelabuhan transitnya kita lakukan percepatan,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, data sekarang menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk transit dari pelabuhan utama yang jadi transit (HUB) ke PLB adalah 1,02 hari. Kalau misalnya di Tanjung Priok semuanya diarahkan ke PLB, maka dwelling time bisa menjadi 1,02 hari. Tapi tentunya perlu disadari bahwa tidak mungkin semua barang diarahkan ke PLB karena PLB sekarang ini skemanya adalah untuk penumpukan barang-barang kebutuhan industri.

“Jadi, proses yang di Tanjung priok itu 1,02 hari. Kalau semakin banyak barang yang ditujukan ke PLB, maka ini akan semakin mengurani dwelling time. sehingga kalau saya kembalikan kepada target pemerintah yang dua hari, maka itu visible. dan salah satunya adalah dengan mengembangkan konsep hub and spoke dimana pelabuhan-pelabuhan utama Tj Perak, Belawan, Semarang Jakarta, dan Makassar kita jadikan sebagai HUB. spoke-spoke nya kita arahkan ke PLB maupun dry port,” jelasnya.

 

Penulis: Ismadi Amrin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here