Ini Prakiraan Gelombang Tinggi Satu Minggu ke Depan

361

JAKARTA, NMN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi peringatan dini gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi hingga satu minggu ke depan di sejumlah wilayah perairan Indonesia.

BMKG telah melakukan sejumlah pemantauan, dimana hasil pantauan tersebut dijadikan dasar pertimbangan dalam memberikan informasi peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku mulai Senin, 01 November 2021 pukul 07:00 WIB sampai dengan Minggu, 07 November 2021 pukul 07:00 WIB.

Keterangan tertulis BMKG, Selasa (2/11) menyebutkan, berdasarkan hasil pemantauan terlihat bahwa Pusat Tekanan Rendah terbentuk di Samudra Pasifik Utara Papua (1008 hPa). Lalu, hasil Analisis Angin Gradien menunjukkan bahwa Angin gradien di sebelah utara ekuator umumnya bertiup dari arah Timur Laut – Tenggara. Sedangkan di selatan ekuator bertiup dari Timur – Tenggara. Kemudian, Suhu Muka Laut berada dikisaran 25.0 – 32.0 derajat Celcius.

Untuk Sea Surface Anomali, hasil pemantauan menunjukan bahwa Anomali suhu muka laut berkisar antara -0.5 derajat hingga 3.0 derajat Celcius. Selain itu, hasil pemantauan terhadap Angin 10 meter terlihat bahwa Wilayah Indonesia utara equator umumnya bertiup dari Timur Laut – Tenggara dengan kecepatan 4 – 20 knot sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 4 – 20 Knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan barat Lampung, Perairan selatan Jawa tengah dan Laut Arafuru.

Berdasarkan hasil pemantau tersebut, maka Prospek Cuaca dan Tinggi Gelombang untuk satu minggu ke depan adalah:

Hujan dengan Intensitas Sedang hingga Lebat diprakirakan terjadi di Perairan barat Sumatra, Perairan timur Lampung, Perairan selatan Kalimantan tengah, Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Perairan utara Banten hingga Jawa tengah, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa tengah dan timur, Laut Banda, Laut Arafuru bagian timur.

Kemudian, Area perairan dengan gelombang Tinggi diprakirakan terjadi di Perairan barat P. Simeulue – Kep. Mentawai, Perairan Enggano – Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan barat, Perairan selatan Banten hingga P. Sumba, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, dan Samudra Hindia barat Sumatra hingga selatan P. Sumba.

Area perairan dengan gelombang Sedang diprakirakan bakal terjadi di Perairan utara Sabang, Perairan timur P. Simeulue – Kep. Mentawai, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Perairan P. Sawu – Kupang – P. Rote, Selat Ombai, Laut Natuna utara, Perairan utara Kep. Natuna, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Bitung – Kep. Sitaro, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara dan timur Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Laut Arafuru bagian tengah dan timur, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Biak.

Area perairan dengan gelombang Rendah diprakirakan terjadi di Perairan Kep. Anambas, Perairan Kep. Subi – Serasan, Laut Natuna, Perairan timur Kep. Batam – Kep. Lingga, Laut Jawa, Perairan utara Jawa tengah hingga Kep. Kangean, Selat Makassar bagian selatan, Laut Bali, Selat Lombok bagian utara, Perairan Kep. Selayar – Kep. Sabalana, Laut Flores, Selat Makassar bagian tengah dan utara, Perairan Kalimantan utara, Laut Sulawesi bagian barat dan tengah, Perairan utara Sulawesi utara, Laut Maluku bagian selatan, Perairan utara Papua barat hingga papua, Perairan Selatan Kep. Sermata – Kep. Aru, Perairan Amamapre – Agats bagian barat.

Waspadai La Nina

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan Peringatan Dini untuk WASPADA datangnya La-Nina menjelang akhir tahun ini.

Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.

“Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan kita harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021/2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah – sedang, setidaknya hingga Februari 2022,” kata Dwikorita.

Dwikorita juga mengingatkan agar pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak La-Nina, agar bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here