KKP Dorong Ekspor Perikanan di Papua Barat

Sorong (18/3). Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menodorong ekspor perikanan di Papua Barat, khususnya untuk ikan-ikan dari nelayan tradisonal. Hal itu diutarakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam Kunjungan Kerja ke Provinsi Papua Barat, Sabtu (17/3).

“Saya beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dengan Pelindo IV. Mereka nanti akan membawa coldstrorage terapung untuk memberi ikan dari nelayan tradisional, dan langsung ekspor dari timur Indonesia”, ungkap Menteri Susi dari geladak kapal Rainbow Warior generasi ketiga milik Greenpeace, Sabtu (17/3) yang tengah bersandar di dekat Pelabuhan Perikanan Nusantara Sorong.

Rencananya ekspor ikan dari hasil tangkapan nelayan tradisional tersebut akan mulai berjalan dalam waktu satu atau dua bulan ke depan.

Selain itu, guna mendorong produksi hasil tangkapan nelayan tradisional di Papua Barat, KKP juga akan memberikan bantuan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, berupa jaring sebagai pengganti alat tangkap ikan yang dilarang yang masih digunakan nelayan tradisional.

“Alat tersebut tidak hanya akan melestarikan lingkungan dan biota laut namun bisa meningkatkan hasil tangkapan, serta mensejahterakan para nelayan, khususnya di Papua Barat”, tegasnya.

Menteri Susi juga menegaskan, dengan adanya kebijakan larangan penggunaan alat penangkapan ikan yang merusak pemerintah tidak bermaksud untuk menyengsarakan nelayan khususnya nelayan tradisional. tidak ada sama sekali. “Kita berpikir jauh ke depan untuk masyarakat nelayan sendiri supaya bisa sejahtera”, tambahnya.

20032018-NMN-KKP Dorong Ekspor Perikanan di Papua Barat (1)

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Susi juga berpesan agar upaya yang dilakukan KKP dalam menghentikan kapal asing dan alat tangkap trawl, dan juga penindakan-penindakan terhadap destructive fishing dapat terus dilanjutkan oleh pemerintah daerah. Hal itu menurutnya, masyarakat dan pemerintah daerah dianggap paling tepat untuk menjaga dan bertanggung jawab atas kelestarian terumbu karang di perairan Papua Barat.

“Kami di Jakarta membantu dengan policy dan support maksimum yang bisa kita berikan. Tetapi tentunya yang paling bisa menjaga dan bertanggung jawab adalah masyarakat dan pemerintah daerah”, ungkap Menteri Susi.

Sementara itu, Menteri Susi kembali menegaskan agar jangan sampai kapal-kapal trawl yang sudah diberhentikan bisa melaut lagi di lautan Papua Barat. “Jika itu terjadi, laut masa depan bangsa di papua tidak akan terjadi, karena trawl akan merusak dan menghabiskan terumbu karang dan biota laut yang ada di dasar laut”, tandasnya.

Latest Article

Pelindo Layani 1,92 Juta Pemudik Pada Periode Angkutan Lebaran 2023

0
Memasuki H+15 Lebaran sekaligus penutupan operasional Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2023, PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo mencatat sebanyak 1,92 juta pemudik melalui 63 terminal...

Dirjen Hubla Resmi Tutup Posko Angkutan Laut Lebaran Tahun 2023

0
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, secara resmi menutup Posko Angkutan Laut Lebaran Tahun 2023 (1444 H) pada Senin, (8/5) di Kantor Kementerian Perhubungan,...

Apresiasi Menhub Atas Keberhasilan dan Kelancaran Penanganan Arus Mudik 2023

0
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, secara resmi menutup Posko Angkutan Lebaran Terpadu (command center) Tahun 2023 yang telah berlangsung selama 19 hari mulai 14...

Langkah Antisipatif Kemenhub Hadapi Lonjakan Penumpang Angkutan Laut

0
Dalam menghadapi Angkutan Lebaran 2023, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk menghadapi lonjakan penumpang dan lalu lintas pergerakan angkutan laut. Langkah ini...

Langkah Transformatif Belawan Untuk Masuk Dalam Ekosistem Global

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan kapasitas Pelabuhan Belawan agar dapat masuk kedalam ekosistem global, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mulai mempersiapkan langkah transformatif. Langkah transformatif yang...

Related Articles