Kuala Tanjung Beroperasi Awal 2017

391

PT Pelabuhan Indonesia I berencana meningkatkan belanja modal hingga 100 persen pada tahun 2016. Peningkatan belanja modal tersebut untuk menunjang pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, dan pengembagan Pelabuhan Belawan yang hampir kelebihan beban.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Bambang Eka Cahyana mengungkapkan itu saat jumpa pers, di Medan, Sumatera Utara, Kamis (10/3). PT Pelindo I menargetkan Pelabuhan Kuala Tanjung beroperasi pada awal 2017.

Pelabuhan Belawan juga akan dikembangkan dengan membangun terminal mobil berkapasitas 850 unit, terminal hortikultura dengan fasilitas penyimpan berpendingin, dan terminal minyak kelapa sawit mentah.

“pada 2016, kami mengaggarkan belanja modal Rp2,5 triliun. Angka itu meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan dengan belanja modal tahun 2015 yang sebesar Rp1,2 trilun,” ujar Bambang.

Ia mengatakan laba PT Pelindo I tahun 2015 menunjukka peningkatan sekitar 13 persen daripada tahun 2014, naik dari Rp747 miliar menjadi Rp846 miliar laba sebelum pajak).

Menurut Bambang, peningkatan tersebut cukup baik mengingat perlambatan ekonomi yang terjadi tahun 2015 menekan lini bisnis perusahaan pelabuhan di sejumlah daerah di Nusantara, bahkan di luar negeri.

Meski laba meningkat, Bambang menambahkan, kunjungan kapal ke pelabuhan-pelabuhan milik PT Pelindo I yang tersebar antara lain di Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Riau mengalami penurunan hingga 5 persen.

Bambang menekankan, untuk menyiasati perlambatan ekonomi, perusahaan milik negara justru harus meningkatkan belanja modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pada tahun 2015, misalnya, pihaknya mengadakan fasilitas garbarata di Terminal Penumpang Pelabuhan Belawan meski terminal penumpang itu hanya disandari kapal penumpang satu kali seminggu.

Direktur Utama PT Prima Multi Terminal Hosadi A Putra, anak perusahaan PT Pelindo I yang mengelola Pelabuhan Kuala Tanjung, mengatakan, pihaknya sempat terkendala cuaca buruk dan kabut asap untuk melakukan pemancangan tiapng karena pemancangan memerlukan presisi yang tinggi. Oleh karena itu, mereka sempat menghentikan pengerjaan pemancangan tiang dan menggantinya dengan pengerjaan lantai pelabuhan. (Ast)

 

Sumber: Kompas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here