Susi : Tantangan Besar untuk Mewujudkan Poros Maritim Dunia

368

Jakarta–Jumat 26 januari 2018, Menteri Kelauan dan Perikanan, Susi pujiastuti hadir dalam kongres Ikatan Sarjana Kelautan (ISKINDO), bertempat di Hotel Aryaduta, Jakpus.

Kongres yang digelar ISKINDO pada tahun ini merupakan pelaksanaan kongres yang ke-2. Mengangkat tema “Peran dan Dukungan Iskindo bagi Akselerasi Indonesia Poros Maritim Dunia”.

Susi Pudjiastuti yang membuka kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa tantangan begitu besar bagi Indonesia untuk mewujudkan poros maritim dunia. Sebagaimana nawacita yang dicanangkan oleh pemerintahkan Joko Widodo.

“Indonesia kaya akan potensi laut. Untuk itu perlu kerjasama dari berbagai pihak, terutama para sarjana kelauatan untuk meningkatkan ekonomi kelautan dan perikanan Indonesia”, ungkapnya.

Demi mewujudkan hal itu Susi menyebutkan bahwa salah satunya adalah dengan menguasai SDA. Hal ini didukung oleh pembuatan kebijakan yang win-win solution antara nelayan, pengusaha, dan para investor asing.

“Jangan sampai sampai seperti yang terjadi seperti hari ini, seolah dihembuskan bahwa KKP anti inventasi”

Kemudian daripada itu, untuk menyelamatkan potensi kelautan dan perikanan Indonesia harus tegas dalam berantas IUU fishing yg telah merusak.

“Saya tidak akan mundur melawan IUU fishing, kecuali presiden memberhentikan saya”, tegasnya.

Baginya jangan sampai para pengusaha nakal, alias kapal-kapal eks asing ini jalan lagi. Dia menambahkan bahwa tidak mungkin praktik ilegal yang terjadi selama ini kalau tidak ada oknum-oknum aparat yang bermain.

“Memberantas illegal fishing itu demi kedaulatan dan keberlangsungan dan peningkatan kesejahteraan nelayan Indonesia. Maka dari itu diperlukan ketegasan dari pemimpin untuk membuat rakyat berdaulat “, ungkap Susi.

Maka dari itu Susi akan terus memperjuangkan ini semua, salah satu yang akan terus digalakan yaitu pentingnya pemahaman tentang ocean right.

Pada akhirnya untuk menterjemahkan Indonesia sebagai poros maritim, bukanlah hanya tugas KKP. Tetapi juga seluruh kementerian yang lain.

“Jangan sampai anak cucu kita kemudian tidak kebagian gara-gara keserakahan yang dilakukan hari. Revolusi mental”, tutupnya.

 

Penulis : Dwi Gema

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here