JAKARTA, NMN – Hingga saat ini pemerintah terus menunjukkan keberpihakannya dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi kemaritiman. Salah satu pencapaian yang saat ini bisa dirasakan oleh masyarakat adalah berjalannya program Tol Laut secara massif.
Setidaknya, program Tol Laut sudah bisa meingkatkan konektivitas antar wilayah Indonesia, khususnya di wilayah timur Indonesia. Program Tol Laut juga bisa mengatasi disparitas harga yang selama ini terjadi bisa ditekan.
Pemerintah pun terus melakukan berbagai langkah kongkrit untuk mendukung terwujudnya pembangunan industri maritim agar kemandirian maritim dapat terwujud dan cita-cita kita untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat tercapai. Selain memperkuat ekonomi, kedaulatan bangsa juga akan semakin kuat.
Dalam upaya mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia tersebut, pemerintah terus berupaya mengoptimalkan potensi besar pada sektor transportasi laut. Terlebih lagi, Indonesia memiliki 5,9 juta Km2 area yuridis laut, dan dari 90 persen lalu lintas perdagangan dunia melalui jalur laut, dimana 40 persennya melewati perairan Indonesia.
Kekuatan maritim dapat menjadi pengungkit ekonomi bangsa. Karena kegiatan maritim berhubungan dengan kegiatan pelayaran angkutan barang dan orang melalui laut, yang dilakukan untuk kepentingan ekonomi.
Indonesia harusnya mampu mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai bangsa maritim yang besar dan disegani oleh dunia. Menurutnya, kuncinya adalah semua pihak terkait harus bersinergi membangun sumber daya kelautan disertai dengan membangun industri maritim yang kuat.
Hari Maritim Nasional (HMN) yang ke-58 jatuh pada tanggal 23 September 2022. Peringatan HMN pada tahun ini mengangkat tema “Maritim Tangguh untuk Pembangunan Berkelanjutan” dengan slogan Maritim Tangguh, Indonesia Kuat.
Melalui peringatan ini, diharapkan tidak hanya menjadi rangkaian kegiatan seremonial dan prosedural semata, namun juga dapat menjadi tonggak penting dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional di bidang kemaritiman, sehingga dapat semakin mempertegas identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Pusat Peradaban Maritim Dunia.
Menuju Indonesia emas pada tahun 2045, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia sebagai Pusat Peradaban Maritim Dunia. Dalam mewujudkan visi Indonesia tersebut, pembangunan nasional harus diarahkan pada pembangunan kemaritiman, yaitu kegiatan pembangunan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya mempertimbangkan jati diri Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar.
“Semua harus memberi perhatian besar untuk pembangunan kemaritiman. Kita mulai dengan menyamakan pemahaman kita pada bidang kemaritiman. Meningkatkan literasi bangsa di bidang kemaritiman menjadi langkah awal. Akan tetapi tidak boleh terlalu lama dan berhenti di situ. Kita harus lanjutkan dengan aksi nyata meraih kembali kejayaan bahari. Justru di laut kita jaya,” tegas Menko Luhut.
Kegiatan kemaritiman bukan hanya aktifitas yang terkait dengan laut saja. Kajian tentang ekonomi maritim yang dilaksanakan telah menghasilkan pemahaman tentang ekonomi maritim sebagai kegiatan ekonomi yang terjadi di kawasan perairan dan kegiatan di tempat lain yang memanfaatkan sumberdaya alam yang berasal dari kawasan perairan, serta kegiatan di tempat lain yang menghasilkan barang dan jasa untuk dimanfaatkan pada kawasan perairan.
Kajian sementara ekonomi maritim yang dilakukan oleh BRIN bersama Kemenko Marves estimasi nilai PDB kemaritiman Indonesia pada 2020 sebesar Rp1.212 triliun atau 11,31% dari PDB nasional yang mencapai Rp10.722 triliun.
Nilai ini turun sekitar Rp19 triliun dari 2019 yang mencapai Rp1.231 triliun. Penurunan ini diduga sebagai dampak pandemi Covid–19. Akan tetapi meskipun nilainya turun, namun kontribusinya mengalami peningkatan dari sebesar 11,25% pada tahun 2019 menjadi 11,3% di 2020.
Pada tahun 2024 nanti, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang pertama akan berakhir. Selanjutnya, pemerintah akan menyusun RPJPN yang kedua untuk kurun waktu tahun 2025-2045. Terkait hal ini, kendati masih berjuang untuk mengendalikan pandemi Covid-19, pemerintah kini sedang menyusun peta jalan agar Pembangunan Jangka Panjang Nasional ke depan dijiwai oleh semangat pembangunan kemaritiman.
Memperkuat pembangunan kemaritiman merupakan pilihan yang tepat untuk itu. Kita belajar dari sejarah, kita pernah mengalami zaman bahari. Yaitu suatu era di masa lampau dimana kita mengalami kejayaan bahari, jaman kita menguasai dan berinteraksi erat dengan lautan.
Oleh karena itu, pembangunan maritim ke depan harus diarahkan untuk merebut kembali kejayaan maritim sebagai negeri maritim yang kuat dan bangsa bahari yang unggul seperti di masa lampau. Kita harus kembali menjadi Pusat Peradaban Maritim Dunia.