JAKARTA, NMN – Program kampung perikanan budidaya yang dijalankan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) efektif untuk menggerakkan perekonomian di daerah.
Kelompok pembudidaya dan pemda diminta untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam rangka inovasi produksi sehingga hasil panen bisa meningkat.
Salah satu kampung budidaya yang telah sukses dalam pengelolaan hulu ke hilir yakni Kampung Lele di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
Saat mengunjungi kampung budidaya tersebut, Menteri Trenggono mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas yang dihasilkan para pembudidaya. Saat ini ada 2.000 kolam lele yang beroperasi dengan volume produksi 600 ton perbulan.
“Ini sudah produksi 600 ton perbulan, bayangkan jika mencapai 1juta ton dalam sebulan, keuntungan bisa mencapai kurang lebih Rp3,6 triliun dalam setahun dan pasti perekonomian di Boyolali akan luar biasa. Selanjutnya kita coba kolam-kolam ini dibuat untuk kepala keluarga juga agar semakin mudah pengukuran nilai tukar dan tingkat kesejahteraannya,” ujar Menteri Trenggono, Kamis (27/1).
Kampung Budidaya menurutnya, harus memerhatikan berbagai aspek agar hasil panen lebih maksimal, seperti pakan dan proses pembenihan. Ia juga menekankan bahwa kegiatan produksi tidak boleh mengancam kelestarian lingkungan.
Dalam kegiatan tersebut, Menteri Trenggono juga turut melakukan panen ikan lele di salah satu kolam yang mencapai 1,2 ton dengan ukuran 6-12 ekor/kilogram bersama para pembudidaya serta Bupati Boyolali.
Untuk diketahui, kampung budidaya lele Desa Tegalrejo ini dikelola oleh dua kelompok, yakni Kelompok Bangun Mina Sejahtera serta Kelompok Karya Mina Utama. Setiap bulannya pembudidaya dapat melakukan panen lele sebanyak 600 ton dengan harga jual rata-rata Rp17.500-17.900/kilogram dengan area pemasaran Solo dan Yogyakarta.
Hasil panen yang begitu melimpah tak luput dari berbagai pengadaan infrastruktur yang memadai. Penggunaan teknologi semi intensif serta ketersediaan sarana input dan pasca produksi di Kampung Lele Desa Tegalrejo yang lengkap merupakan salah satu kunci suksesnya.
Tidak hanya pengelolaan kolam serta pemasaran ikan lele, namun ikan lele hasil panen juga diolah oleh kelompok Wanita Mina Utama atau Karmina menjadi beberapa produk olahan seperti kripik daging lele, kripik, kulit lele, kripik sirip lele, hingga abon lele. Kreativitas masyarakat ini sukses menjadikan lele sebagai komoditas yang dapat diolah menjadi makanan khas bernilai jual tinggi dan siap dipasarkan keluar kota.
Menteri Trenggono berharap kesuksesan yang didapat oleh pembudidaya Desa Tegalrejo dapat ditingkatkan lagi dan menjadi contoh bagi kampung perikanan budidaya di Kabupaten Boyolali lainnya.