Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut meluncurkan kapal kontainer berkapasitas 100 Teus di galangan kapal PT. Janata Marina Indah, Tanjung Emas, Jawa Tengah.
Kapal yang dinamai Kendhaga Nusantara 6 itu merupakan pesanan kesembilan dari 15 unit yang dipesan sejak tahun 2015.
Demikian yang disampaikan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut, Junaidi saat meresmikan peluncuran kapal Kendhaga Nusantara 6.
“Kapal ini akan mendukung konektivitas pelayaran dalam program Tol Laut, meningkatkan integrasi sistem angkutan untuk mengurangi disparitas harga,” jelas Junaidi dalam keterangan persnya, Minggu (4/3).
Adapun pembangunan kapal lainnya dilakukan di Serang untuk satu kapal, Banten, dan lima lainnya di Lamongan, Jawa Timur. Diharapkan kelimanya dapat rampung tepat waktu dan dapat diresmikan sebelum operasional pada April 2018.
Dengan semakin banyak jumlah kapal kontainer maka diharapkan dapat membantu meningkatkan dan mendukung program Tol Laut yang akan berdampak pada penurunan biaya logistik.
Selain Tol Laut, Kemenhub juga terus membangun kapal perintis untuk kebutuhan angkutan melalui laut di wilayah terdepan, terpencil, dan pedalaman yang belum memiliki akses darat maupun udara.
Diantaranya adalah kapal dengan 2.000GT (25 unit), 1.200GT (20 unit), 750 GT (lima unit), dan kapal angkutan ternak ( 5 unit).
Saat ini Ditjen Hubla telah menetapkan 15 trayek Tol Laut untuk mendukung penurunan disparitas harga antara wilayah Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur.
Di tahun 2018 ini anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan program tol laut sebesar Rp. 447.628.808.000 untuk 15 trayek yang disiapkan oleh Ditjen Hubla.
“Dari 15 trayek yang disiapkan, 8 trayek penugasan dan 7 trayek telah masuk proses lelang dan minggu ini sesuai rencana diharapkan ada pemenangnya,” tutup Junaidi.
Sebagai informasi, Pelaksanaan tol laut tahun 2018, Pemerintah memberikan penugasan kepada PT. Pelni untuk Trayek T-2, T-4, T6, T-13, T14 dan T15, ASDP untuk trayek T-1 dan T-3. Sedangkan perusahaan pelayaran swasta diberikan kesempatan untuk trayek T-5, T-7, T-8, T-9, T-10, T-11 dan T-12 melalui mekanisme pelelangan umum.
Berikut informasi trayek tol laut di tahun 2018 adalah sbb:
T-1 : Teluk Bayur – P. Nias (Gn. Sitoli) – Mentawai (Sikakap) – P. Enggano – Bengkulu pp
T-2 : Tanjung Priok – Tanjung Batu – Blinyu – Tarempa – Natuna (Selat Lampa) – Midai – Serasan – Tanjung Priok
T-3 : Tanjung Perak – Belang-Belang – Sangatta – Nunukan – Pulau Sebatik (Sungai Nyamuk) – Tanjung Perak
T-4 : (kapal utama) : Tanjung Perak – Makassar – Tahuna – Tanjung Perak; (kapal penghubung) : Tahuna – Kahakitang – Buhias – Tagulandang – Biaro – Lirung – Melangone – Kakorotan – Miangas – Marore – Tahuna
T-5 : (kapal utama): Tanjung Perak – Makassar – Tobelo – Tanjung Perak; (kapal penghubung): Tobelo – Maba – P.Gebe – Obi – Sanana – Tobelo
T-6 : Tanjung Perak – Tidore – Morotai – Tanjung Perak
T-7 : Tanjung Perak – Wanci – Namlea – Tanjung Perak
T-8 : (kapal utama): Tanjung Perak – Biak – Tanjung Perak; (kapal penghubung): Biak – Oransbari – Waren – Teba – Sarmi – Biak
T-9 : Tanjung Perak – Nabire – Serui – Wasior – Tanjung Perak
T-10 : Tanjung Perak – Fak Fak – Kaimana – Tanjung Perak
T-11 : (kapal crossing): Tanjung Perak – Timika – Agats – Merauke – Tanjung Perak
T-12: Tanjung Perak – Saumlaki – Dobo – Tanjung Perak
T-13: Tanjung Perak – Kalabahi – Moa – Rote (Ba’a) – Sabu (Biu) – Tanjung Perak
T-14: Tanjung Perak – Larantuka – Adonara (Terong) – Lewoleba – Tanjung Perak
15. Tanjung Perak – Kisar (Wonreli) – Namrole – Tanjung Perak
Penulis : Ismadi Amrin