Lelang Trayek Tol Laut Paling Lambat Awal Februari 2018

Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyiapkan 15 trayek tol laut di tahun 2018 ini. Delapan trayek diantaranya akan ditawarkan melalui mekanisme lelang yang pelaksanaannya paling lambat awal Februari 2018.

“Tahun 2018 ada 15 trayek untuk tol laut dimana pelaksanaan 7 trayek melalui mekanisme penugasan dan 8 trayek melalui pelelangan umum pada akhir bulan ini atau paling lambat awal Februari 2018,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut, Dwi Budi Sutrisno di Jakarta, Jumat (26/1).

Dwi Budi juga memastikan bahwa di tahun 2018 ini ada penambahan 2 trayek dari jumlah sebelumnya di tahun 2017 yaitu 13 trayek.

“Efektifitas penyelenggaraan tol laut untuk trayek di tahun 2017 sudah menunjukan hasil yang baik sesuai dengan harapan Pemerintah dengan keberadaan tol laut ini yaitu mengurangi disparitas harga antar Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur,” kata Dwi Budi.

Dwi Budi melanjutkan bahwa untuk tahun 2018, trayek-trayek tol laut tahun 2017 telah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan sehingga nantinya dapat tercapai hasil yang diinginkan secara maksimal.

“Tahun ini pola operasi Tol Laut akan diubah dengan menggunakan skema pengumpul dan pengumpan atau hub and spoke,” kata Dwi Budi.

Pola tersebut berbeda dengan yang dilakukan pada tahun sebelumnya, yaitu pola operasi Tol Laut menggunakan skema pelayaran langsung dengan menempatkan kapal Tol Laut di pelabuhan pangkal dan langsung berlayar ke pelabuhan di wilayah terluar, terpencil dan tertinggal.

Sementara itu, Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Capt. Wisnu Handoko mengatakan sejauh ini ada dua trayek pelayaran swasta yang bakal mendapat subsidi kontainer untuk tahap awal yaitu Surabaya – Biak dan trayek Surabaya – Tobelo.

Wisnu menyebutkan bahwa frekuensi pengiriman barang kebutuhan penting seperti bahan pangan dan bahan bangunan ke Kawasan Timur Indonesia (KTI) dapat lebih sering dilakikan karena saat ini rute pelayaran sudah ada.

“Dengan biaya angkut yang disubsidi, harga jual barang kebutuhan pokok di KTI bisa ditekan sehingga mengurangi disparitas harga,” pungkas Wisnu.

 

Penulis : Ismadi Amrin

Latest Article

Gagalnya Jokowi Menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa

0
Presiden Jokowi bolehlah sedikit berbangga dengan pencapaian pembangunan infrastrukturnya yang lumayan mentereng. Selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, telah terbangun 1.885 km jalan tol, 32.000...

Sektor Perikanan Tangkap Perlu Dikelola Secara Multifungsi dan Berkelanjutan

0
YOGYAKARTA – Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (28/12/2023), Profesor Suadi menyampaikan urgensi pengelolaan multifungsional sektor perikanan tangkap...

Kolaborasi DP World – Maspion Group Membangun Terminal Petikemas di Jatim

0
JAKARTA, NMN- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan dukungan terhadap kolaborasi yang akan terjadi antara perusahaan global swasta DP World Dubai dengan perusahaan swasta...

Kemenhub Mulai Lakukan Persiapan Uji Petik Kelaiklautan Kapal Penumpang Jelang Nataru

0
MAKASSAR, NMN - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menekankan pentingnya transportasi laut sebagai pilihan utama masyarakat dalam perjalanan antar pulau selama periode Natal 2023 dan...

Pemerintah Indonesia Hadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container ke-9 di London

0
LONDON, NMN - Pemerintah Indonesia telah menghadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container (CCC) ke-9 yang berlangsung dari Rabu (20/9) hingga Kamis...

Related Articles