Pelni Terima Anggaran PSO Rp1,86 Triliun

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) mendapatkan alokasi dana Public Service Obligation (PSO) sebesar Rp1,86 triliun untuk pelayanan angkutan laut kelas ekonomi. Dana PSO tersebut digunakan untuk 266 pelayaran kelas ekonomi yang dilayani oleh Pelni sepanjang 2018.

Sebagaimana diketahui, alokasi dana PSO kepada Pelni sudah dikucurkan sejak 2003. Subsidi ini merupakan bagian dari tanggung jawab negara dalam memenuhi hak warga negara untuk mendapatkan akses transportasi, terutama di wilayah kepulauan. PSO diberikan agar layanan jasa tetap bisa dijangkau oleh sebagian besar masyarakat.

Alokasi dana PSO tersebut tertuang dalam Perjanjian Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Bidang Angkutan Laut untuk Penumpang Kelas Ekonomi Tahun Anggaran 2018.

Kontrak PSO Tahun 2018 diteken oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo dan Direktur Utama PT. Pelni Insan Purwarisya L. Tobing di Jakarta, Senin (26/2)

“Alokasi dana PSO tahun ini memang lebih kecil Rp2,05 triliun dibandingkan tahun 2017. Tahun ini tentunya Pelni mendapat tantangan berat dalam menyelenggarakan angkutan laut di tengah tren moda transportasi udara yang makin menggeliat. Ini perlu dicermati, kita perlu cari destinasi lain,” kata Agus H Purnomo.

Insan menungkapkan tren penumpang angkutan laut dalam beberapa tahun terakhir terus menurun dengan persentase rata-rata 8% per tahun. “Jadi penguasan kami memang tidak mudah dan tidak ringan, kalau penumpang turun, biaya PSO bisa jadi naik,” jelasnya.

Namun, lanjut Insan, Pelni berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang. Pelni juga tengah mengkaji perubahan pola operasi agar biaya operasional lebih efisien.

Ia menambahakan, rute-rute jarak jauh bisa dibagi dalam beberapa rute atau pelayaran transit. Misalnya, rute Jakarta-Jayapura bisa dibagi: kapal dari Jakarta berlayar ke Makassar dan kapal lain berlayar dari Makassar ke Jayapura.

Dengan pola seperti ini, frekuensi kapal ke Jakarta-Makassar maupun Makassar-Jayapura akan lebih sering. “Trayek sepanjang itu kami potong, segmen cost akan lebih murah,” pungkas Insan.

 

Penulis : Ismadi Amrin

Latest Article

Gagalnya Jokowi Menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa

0
Presiden Jokowi bolehlah sedikit berbangga dengan pencapaian pembangunan infrastrukturnya yang lumayan mentereng. Selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, telah terbangun 1.885 km jalan tol, 32.000...

Sektor Perikanan Tangkap Perlu Dikelola Secara Multifungsi dan Berkelanjutan

0
YOGYAKARTA – Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (28/12/2023), Profesor Suadi menyampaikan urgensi pengelolaan multifungsional sektor perikanan tangkap...

Kolaborasi DP World – Maspion Group Membangun Terminal Petikemas di Jatim

0
JAKARTA, NMN- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan dukungan terhadap kolaborasi yang akan terjadi antara perusahaan global swasta DP World Dubai dengan perusahaan swasta...

Kemenhub Mulai Lakukan Persiapan Uji Petik Kelaiklautan Kapal Penumpang Jelang Nataru

0
MAKASSAR, NMN - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menekankan pentingnya transportasi laut sebagai pilihan utama masyarakat dalam perjalanan antar pulau selama periode Natal 2023 dan...

Pemerintah Indonesia Hadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container ke-9 di London

0
LONDON, NMN - Pemerintah Indonesia telah menghadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container (CCC) ke-9 yang berlangsung dari Rabu (20/9) hingga Kamis...

Related Articles