Pembangunan Infrastruktur Pelabuhan Mutlak Dilakukan, SDM Maritim Ditingkatkan

63

JAKARTA, NMN – Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, pembangunan infrastruktur pelabuhan di Indonesia mutlak untuk dilakukan dalam rangka mendukung konektivitas maritim. Saat ini pemerintah sedang berada pada jalur optimalisasi pemanfaatan potensi maritim untuk meningkatkan konektivitas, baik angkutan barang maupun angkutan orang.

Dalam mendukung konektivitas antar pulau, pemerintah telah menghadirkan angkutan perintis, tol laut penyelenggaraan PSO, atau subsidi kapal penumpang dan penyelenggaraan angkutan kapal ternak.

Demikian disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub)Budi Karya Sumadi dalam Bedah Buku Ekonomi Kelembagaan: Studi Kasus Sektor Transportasi, Senin (25/10).

“Pemerintah pasti hadir untuk melayani masyarakat, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah itu tentunya untuk mewujudkan Nawacita Presiden dalam menjangkau daerah terpencil, tertinggal, terluar di perbatasan serta untuk menjamin ketersediaan barang di wilayah tersebut,” ujar Menhub.

Untuk itu, lanjut Menhub, peningkatan kualitas SDM MAritim perlu dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur pelabuhan

Menhub mengatakan, kegiatan bedah buku merupakan salah satu kegiatan akademi yang patut dikembangkan oleh sekolah-sekolah di bawah pengelolaan BPSDM Perhubungan. “Saya harap dengan adanya kegiatan ini dapat semakin meningkatkan minat baca para taruna-taruni sekolah perhubungan. Buku ini sangat inspiratif dan memberikan banyak wawasan, yang mengupas studi kasus di sektor transportasi di tengah pandemi Covid-19 dari sudut pandang akademisi maupun aspek teknis,” jelas Menhub.

Menhub menuturkan, kualitas SDM sektor transportasi harus terus ditingkatkan, mengingat pemerintah tengah gencar membangun sejumlah infrastruktur transportasi, khususnya perhubungan laut.

Pada kesempatan yang sama Plt. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan Antoni Arif Priadi mengatakan, dari survey yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong rendah. Pada tahun 2019, minat baca masyarakat indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara. Sementara UNESCO menyebutkan, minat baca masyarakat indonesia hanya 0,001 persen.

Antoni menjelaskan, selain mendorong para taruna-taruni untuk meningkatkan minat baca, pihaknya juga mendorong para dosen untuk menghasilkan karya buku dalam bidang transportasi darat, perkeretaapian, laut maupun udara, yang bersaing di kancah nasional maupun internasional dan menjadi referensi dari berbagai pihak.

“Untuk itu saya mengapresiasi dilakukannya kegiatan bedah buku ini. Diharapkan selain dapat meningkatkan literasi, juga dapat menjadi rujukan atau kajian penulisan karya tulis ilmiah bagi para dosen, taruna, maupun mahasiswa pasca sarjana yang sedang mengikuti pendidikan program pasca sarjana di Perguran Tinggi di bawah pengelolaan BPSDM Perhubungan,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here