JAKARTA, NMN – Kementerian Energi dan Sumber Daya MIneral (ESDM) menawarkan 12 blok atau wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) pada 2022 dengan fleksibilitas kontrak guna membangkitkan kegiatan usaha hulu migas di Indonesia.
“Pada 2022, kami akan menyiapkan lelang 12 WK migas,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji di Jakarta, Rabu (19/01).
Tutuka menjelaskan, sektor energi selama tahun 2021 tetap mencatat kinerja yang positif di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.
Khusus untuk subsektor Minyak dan Gas Bumi (Migas), kinerjanya berhasil mencapai target-target yang telah ditetapkan, seperti Penawaran Wilayah Kerja Migas, pemanfaatan gas untuk domestik, dan penerimaan negara terutama Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam (SDA) Migas.
Menurutnya, pada tahun 2021, Pemerintah menawarkan 14 wilayah kerja (WK) migas konvensional, di atas target 10 WK atau 140%. Pengumuman penawaran WK Migas konvensional dilakukan dua tahap yaitu penawaran Tahap I pada tanggal 17 Juni 2021 sebanyak 6 WK dan Tahap II pada tanggal 29 November 2021 sebanyak 8 WK.
“Dari penawaran tahap I tersebut, telah diperoleh pemenang dan telah dilaksanakan penandatanganan kontrak kerja sama pada 2 WK yaitu WK Liman dan WK South CPP,” kata Tutuka.
Adanya peningkatan jumlah penawaran WK Migas tahun 2021, lanjut Tutuka, menunjukkan adanya keberhasilan yang tidak lepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan minat terhadap WK Migas yang ditawarkan.
Ditjen Migas terus berupaya melakukan perbaikan bentuk dan ketentuan-ketentuan pokok (terms & conditions) kontrak kerja sama agar lebih menarik.
Antara lain, memberikan fleksibilitas bentuk kontrak sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2020 dan peningkatan split kontraktor, di mana untuk minyak bumi mulai 80:20 untuk risiko geologi, infrastruktur dan sumberdaya dengan kategori very low, sampai dengan 55:45 untuk kategori very high.
Sedangkan untuk gas bumi mulai dari 75:25 untuk kategori very low sampai dengan 50:50 untuk kategori very high.
Untuk diketahui, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri tahun 2021 mencapai 66%, sedikit di atas target yang telah ditetapkan sebesar target 65%, sehingga capaian kinerjanya adalah 101%. Pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri akan terus ditingkatkan demi mendukung tumbuh kembangnya industri dalam negeri.
Lifting migas yang merupakan komponen dalam perhitungan besaran penerimaan negara tahun 2021, mencapai 660,25 MBOPD untuk minyak (93,65% dari target) dan 981,98 MBOEPD (97,51% dari target) untuk gas bumi, dengan ICP rata-rata sebesar US$68,47 per barel atau 152% dari target.