Perkaya Literasi Maritim, Pelindo II Luncurkan Museum Maritim Indonesia

635

JAKARTA, NMN – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) melangsungkan soft launching Museum Maritim Indonesia yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perseroan bertekad untuk menjadikan Museum Maritim Indonesia sebagai salah satu pusat edukasi dan informasi perkembangan dunia kemaritiman di Tanah Air.

Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya, menjelaskan bahwa dengan adanya museum ini IPC siap membangun literasi maritim. Adapun, fokus utama literasi terletak pada perkembangan era baru pelabuhan di era digital.

“Sebagai museum, tentu akan ada beberapa artefak kemaritiman, khususnya yang terkait dengan peranan IPC dalam perkembangan kepelabuhanan dari masa ke masa. Namun, sebagai pusat edukasi dan informasi, IPC akan menitikberatkan informasi tentang perkembangan kepelabuhanan di era baru yang serba digital ini,” kata Elvyn saat melakukan soft launching Museum Maritim Indonesia di Jakarta, Jumat (7/12).

Melalui event soft launching ini, menurut Elvyn, IPC memperkenalkan kehadiran Museum Maritim Indonesia kepada para pemangku kepentingan. Beberapa waktu ke depan, akan dilakukan grand launching sekaligus mengundang masyarakat luas untuk hadir dan melihat langsung keberadaan museum bertaraf internasional yang dirancang dengan konsep digital.

Dirut Pelindo II, Elvyn G Masassya mengunjungi Museum Maritim Indonesia yang baru saja diresmikan.

Berbagai informasi mengenai sejarah panjang pelabuhan, temuan artefak baik di dalam kapal-kapal pelabuhan maupun barang-barang komoditas yang menjadi ciri khas masing-masing pelabuhan, seperti pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa di Jakarta, Tanjung Mas di Semarang, Tanjung Perak di Jakarta, dan lain sebagainya turut dihadirkan.

Selain memberikan sejumlah informasi melalui media diorama, peta, dan lain sebagainya seperti museum pada umunya, IPC juga menyuguhkan sejumlah lokasi interaktif yang akan menambah pengalaman pengunjung di museum. Lokasi interaktif tersebut termasuk diantaranya adalah simulator nahkoda untuk mempelajari cara mengemudikan kapal.

Kemudian, di dalam museum tersebut juga terdapat sejumah spot untuk foto-foto dengan latar belakang tiga dimensi. Lokasi tersebut banyak diminati para pengunjung yang ingin mengabadikan momen seru di museum.

Pengunjung Museum Maritim Indonesia mengabadikan momen

“Ini adalah bagian dari upaya IPC untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Indonesia betul-betul sebagai bangsa maritim dan ini yang pertama di Tanjung Priok,” ungkap Elvyn.

Ia juga mengungkapkan pihaknya juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyumbangkan artefak yang relevan dengan maritim kepada Museum Maritim Indonesia.

Sebagai inovasi dalam hal pengembangannya, Museum Maritim Indonesia berencana akan menghadirkan materi pameran yang berbeda setiap tiga atau enam bulan sekali.

Di sisi lain, Direktur Teknis IPC Dani Rusli Utama menyebut, Museum Maritim Indonesia secara prinsip menerima berkas digital yang menurutnya sudah banyak sekali beredar di Indonesia, untuk kemudian dimanfaatkan bagi pembelajaran guru dan murid, bahkan untuk IPC.

“Museum ini terkoneksi dengan pusat pendidikan Pelindo II Ciawi yang mempunyai belasan ribu file digital yang berkaitan masalah maritim. Sehingga ini bisa terkoneksi menjadi pusat pembelajaran kita juga,” ujar dia.

Soft launching Museum Maritim Indonesia dilakukan berbarengan dengan soft launching Maritim Tower. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun IPC yang ke-26.

Tahun ini, IPC menggelar serangkaian kegiatan terkait perayaan HUT IPC ke-26. Sejak bulan lalu, misalnya, IPC membuat program IPC Goes to Campus yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan berbagi pengetahuan kepada mahasiswa tentang dunia kepelabuhanan, termasuk bisnis kepelabuhanan yang dikelola IPC.

Dirut Pelindo II, Elvyn G Masassya merayakan HUT Pelindo II ke-26

Program IPC Goes to Campus ini digelar di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Universitas Sriwijaya Palembang, Universitas Tanjungpura Pontianak, Universitas Swadaya Gunung Jati, serta Akademi Manajemen Belitung di Provinsi Bangka Belitung.

“Memasuki usia ke-26 tahun, IPC semakin optimistis menjadi pelabuhan kelas dunia. Kami terus melakukan peningkatan dan pengembangan, termasuk dengan melakukan digitalisasi di semua aspek operasional dan pelayanan yang mengedepankan teknologi informasi,” kata Elvyn.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here