Punya 22.000 Lahan, Pemerintah Tingkatkan Produktivitas Garam

430

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 22.000 lahan yang bisa dipakai untuk produksi garam nasional. Lahan seluas itu rencananya akan digunakan pemerintah untuk pengembangan dan peningkatan produktivitas garam.

“Kami sudah menginvetarisasi, kita punya lahan 22.000 hektare buat garam. Garam itu sudah sebagian dibuat, tapi tidak pakai teknologi yang bagus sehingga kualitasnya mungkin hanya 80 persen, seharusnya 94-97 persen,” kata Luhut di Jakarta, Senin (14/8).

Luhut mengatakan, lahan garam tersebut tersebar di beberapa wilayah. Antara lain, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jeneponto Sulawesi Selatan, Madura. “Di NTT hampir lebih 15 ribu ha, sisanya terpisah Jawa, di Madura dan Jeneponto Makassar,” ungkapnya.

Luhut memaparkan, ke depannya nanti, pemerintah berencana membuat garam yang dapat dimanfaatkan untuk industri maupun konsumsi masyarakat. Pemerintah akan menghilangkan perbedaan garam konsumsi dan garam industri.

“Kami juga akan meniadakan garam industri dengan garam konsumsi. Jadi tidak dibedakan lagi ke depan ini,” katanya.

Menurutnya, dengan tidak adanya perbedaan, nantinya pihak swasta akan diundang untuk bisa ikut memproduksi garam. “Swasta juga. Kita ini kalau dapat air (laut) yang bagus dengan cara yang bagus, kita juga bisa bikin 97 persen itu. Enggak ada masalah,” katanya.

Saat ini, lanjut Luhut, kualitas garam nasional yang dihasilkan belum optimal karena penggunaan teknologi yang kurang baik. Sistem produksi garam di Indonesia menggunakan sistem evaporasi. Sistem ini sangat mengandalkan faktor cuaca dalam memproduksi garam sehingga membuat produktivitas garam tidak menentu sehingga kerap terjadi kelangkaan saat musim hujan.

 

Penulis : Ismadi Amrin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here