Supply Chain Indonesia (SCI) menilai langkah pemerintah dengan memberikan subsidi pada tahap awal implementasi Tol Laut cukup tepat. Efisiensi logistik dalam Program Tol Laut diharapkan akan mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia.
Chairman Suplly Chain Indonesia (SCI), Setijadi mengatakan ketidakseimbangan muatan menjadi faktor utama penyebab inefisiensi dan biaya tinggi dalam pelayaran Tol Laut. “Langkah Pemerintah cukup tepat dengan memberikan subsidi,” kata Setijadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (23/8).
Meski demikian, Ia menyatakan bahwa, pihaknya menganalisa sejumlah kendala implementasi Program Tol Laut, antara lain infrastruktur pelabuhan yang masih kurang, jumlah dan kondisi kapal kurang memadai, dan ketidakseimbangan muatan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
Menurutnya, kapasitas kosong dalam pelayaran balik dari kawasan timur seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengiriman berbagai komoditas dari wilayah tersebut.
“Kami juga mengaporesiasi langkah pemerintah yang melibatkan swasta dalam program tol laut pada tahun ini,” ujarnya.
Untuk diketahui,pada tahun 2016, pemerintah telah menetapkan enam trayek tol laut tahap pertama, yaitu T1: Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Wanci-
Selanjutnya pada tahun 2017, ditetapkan tujuh trayek berikutnya yaitu, T7: Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-
Pemerintah juga memberikan penugasan kepada perusahaan BUMN dalam pengoperasian enam trayek tol laut tahun 2016. Untuk tahun 2017, Pemerintah membuka keterlibatan perusahaan-perusahaan swasta dalam pengoperasian trayek tersebut.
Penulis : Ismadi Amrin