Krisis Energi Mengintai Dunia

706

JAKARTA, NMN – Tantangan besar yang sedang dihadapi oleh seluruh negara di dunia saat ini adalah krisis pangan, energi dan keuangan global, terlebih diperparah dengan adanya konflik Rusia – Ukraina.

Saat ini, akses energi menjadi permasalahan untuk negara maju maupun negara berkembang sebagai dampak dari perang Rusia – Ukraina. Ini juga untuk pertama kalinya negara-negara maju di dunia memiliki kekhawatiran bagaimana pentingnya memiliki akses terhadap energi.

Negara-negara di Eropa Timur dan Asia Tengah terpapar krisis energi dan keuangan, mengingat pentingnya pengiriman uang dan ekspor energi dari Rusia. Konflik Rusia dan Ukraina juga menyebabkan peningkatan harga energi dalam jangka waktu menengah dan panjang.

Harga minyak mentah kini telah mencapai lebih $120 per barel dan harga energi secara keseluruhan diperkirakan akan meningkat sebesar 50 persen pada tahun 2022, dibandingkan pada tahun 2021.

Harga gas alam di Eropa pun tak luput dari kenaikan. Gas alam di Eropa telah mengalami peningkatan sepuluh kali lipat dibandingkan tahun 2020. Uni Eropa harus bekerja keras mencari pemasok batu bara menjelang musim dingin tahun ini. Situasi kian kritis setelah Rusia memutuskan untuk mengurangi pasokan gas ke kawasan tersebut.

Benua Biru diketahui mulai menyasar sejumlah negara untuk mendapatkan pasokan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Meski sempat berkomitmen menghentikan operasi PLTU, kali ini pembangkit fosil itu kembali diaktifkan.

Hal ini merupakan imbas dari kebijakan blok Barat untuk mengembargo batu bara dari Rusia. Tekanan makin dirasa setelah Presiden Vladimir Putin memotong pasokan gas ke Eropa melalui pipa North Stream I hingga 60 persen dari waktu normal. Hal ini membuat pasokan minyak dan gas bumi di Eropa makin menipis.

Selain itu, Eropa juga bakal menghadapi musim dingin. Sebagai informasi, konsumsi energi selama musim dingin lebih tinggi dibandingkan biasanya. Sebab, warga Eropa terbiasa menggunakan penghangat ruangan selama musim tersebut.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa sejumlah negara UE sudah mendekati pengusaha dalam negeri demi mendapat pasokan emas hitam tersebut.

Jerman salah satu yang telah menginformasi potensi krisis telah secara resmi meminta 150 juta batu bara dari Indonesia. Hal ini akan berpengaruh pada revisi rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2022.

“Gambaran permintaan sudah 150 juta (ton). Itu yang bicara angka Jerman yang saya tahu,” katanya.

Data perdagangan batu bara terkini mencatat bahwa komoditas emas hitam tersebut diperdagangkan pada level US$395,50 per metrik ton pada Selasa (21/6/2022). Harga tersebut naik tinggi mencapai 3,47 persen atau 13,25 poin dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Sementara itu di dalam negeri, produksi batu bara Indonesia hingga kini telah mencapai 284,41 juta ton atau 42,90 persen dari target yang ditetapkan di awal tahun yakni 663 juta ton.

Di tengah tingginya permintaan ini, pemerintah memastikan bahwa pasokan untuk domestik tidak terganggu dengan kondisi yang ada saat ini.

Tidak hanya batu bara, pasokan minyak dunia pun terganggu karena adanya perang antara Rusia dan Ukraina.

Seperti diketahui, Rusia merupakan salah satu negara pengekspor minyak terbesar di dunia. Sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap sistem keuangan Rusia telah memicu reaksi terhadap minyak mentah Rusia dari bank, pembeli, dan pengirim.

JPMorgan memperkirakan bahwa 66% minyak Rusia sedang berjuang untuk menemukan pembeli, dan bahwa harga minyak mentah diperkirakan bisa mencapai US$ 185 pada akhir tahun jika minyak Rusia tetap terganggu.

Indonesia sendiri terus berupaya mengedepankan perdamaian di Ukraina dan mengatasi krisis pangan dan energi global.

“Kita mengajak negara-negara G7 agar bersama-sama mengedepankan perdamaian di Ukraina dan secepat-cepatnya mencari solusi menghadapi krisis pangan dan energi yang tengah melanda dunia. Upaya ini tidak mudah, tapi kita, Indonesia, terus berupaya,” kata Presiden RI Joko Widodo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here