Indonesia Kejar Target Posisi Raja Eksportir Ikan di Asia

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyimpan ambisi besar agar Indonesia menjadi eksportir produk perikanan nomor satu di Asia dalam lima tahun ke depan.

Target ini bukan hal mustahil, mengingat Indonesia termasuk salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Selain itu, sejumlah kebijakan yang sudah berjalan dan yang tengah disusun juga dinilai akan mengarah ke target tersebut.

Sejumlah kebijakan seperti moratorium perizinan penangkapan ikan, pelarangan bongkar muat kapal di tengah laut atau transhipment, dan membatasi pergerakan kapal asing pembeli ikan telah berhasil meredam pencurian ikan sehingga produksi ikan bisa melonjak dan ekspor ditingkatkan. “Indonesia akan mengejar target menjadi eksportir nomor satu di Asia dan nomor dua di dunia,” ujar Susi, Rabu (29/4).

Susi mengatakan, saat ini, Indonesia hanya menjadi eksportir nomor lima di kawasan ASEAN dan berada di bawah Thailand, Myanmar, dan Filipina. Padahal wilayah perairan Indonesia lebih luas dari negara tersebut.

Tak hanya itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga tengah menyusun strategi lain untuk meningkatkan ekspor ikan Indonesia. Pertama, dengan mengembalikan citra Indonesia pasca kasus perbudakan di Benjina yang dilakukan PT Pusaka Benjina Resources (PBR) yang terafiliasi dengan perusahaan di Thailand.

Kedua, KKP juga berusaha memberdayakan nelayan tradisional dengan mendesak pengusaha tambang yang beroperasi di wilayah perairan di bawah 4 mil untuk pindah. Sebab, keberadaan perusahaan pertambangan di areal nelayan tradisional merusak dasar laut dan membuat nelayan kesulitan menangkap ikan.

Ketiga, KKP akan mengusulkan agar anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dinaikkan 200% tahun depan menjadi Rp30 triliun dari saat ini hanya Rp10,59 triliun. Dengan tambahan dana ini, KKP bisa menggenjot produksi ikan.

Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya menambahkan saat ini potensi lahan kelautan Indonesia mencapai 4,58 juta hektare (ha), tapi baru 2% yang dimanfaatkan sampai saat ini. Sementara, masih ada lagi prospek pengembangan usaha perikanan yang dapat dilakukan, terutama di lepas pantai. (Dds)

 
Sumber: Kontan

Latest Article

Gagalnya Jokowi Menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa

0
Presiden Jokowi bolehlah sedikit berbangga dengan pencapaian pembangunan infrastrukturnya yang lumayan mentereng. Selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, telah terbangun 1.885 km jalan tol, 32.000...

Sektor Perikanan Tangkap Perlu Dikelola Secara Multifungsi dan Berkelanjutan

0
YOGYAKARTA – Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (28/12/2023), Profesor Suadi menyampaikan urgensi pengelolaan multifungsional sektor perikanan tangkap...

Kolaborasi DP World – Maspion Group Membangun Terminal Petikemas di Jatim

0
JAKARTA, NMN- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan dukungan terhadap kolaborasi yang akan terjadi antara perusahaan global swasta DP World Dubai dengan perusahaan swasta...

Kemenhub Mulai Lakukan Persiapan Uji Petik Kelaiklautan Kapal Penumpang Jelang Nataru

0
MAKASSAR, NMN - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menekankan pentingnya transportasi laut sebagai pilihan utama masyarakat dalam perjalanan antar pulau selama periode Natal 2023 dan...

Pemerintah Indonesia Hadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container ke-9 di London

0
LONDON, NMN - Pemerintah Indonesia telah menghadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container (CCC) ke-9 yang berlangsung dari Rabu (20/9) hingga Kamis...

Related Articles